GELOMBANG
KELVIN DAN GELOMBANG ROSSBY
Gelombang Kelvin
membutuhkan waktu dua bulan untuk menjalar melewati Samudera Pasifik, dan
Gelombang Rossby membutuhkan waktu enam bulan untuk melewati samudera tersebut.
Ketika keduanya mencapai daratan pada batas barat, maupun batas timur Samudera
Pasifik, gelombang tersebut akan terpantulkan kembali ke dalam laut, dalam
kasus Gelombang Kelvin energinya melemah pada lintang lebih tinggi di Pantai
Barat Amerika. Siklus hidup dari kedua gelombang ini memperpanjang selama
beberapa bulan durasi El Nino. Karenanya merupakan aspek kritis dari dinamika
laut yang mengontrol evolusi El Nino, dan La Nina. (Sandy Harian.S.H dan Taufik
Rachman)
Perambatan vertikal gelombang Kelvin ekuatorial dan
korelasinya dengan aktivitas konvektif di atas Samudera Hindia bagian timur
diselidiki melalui analisis dan pembandingan data radiosonde dan radio okultasi
GPS/CHAMP. Sebanyak 80 balon radiosonde telah diluncurkan selama periode 5 – 14
Agustus 2005 di atas cakupan wilayah 1.640 N – 6.20 S, 88.20 E– 97.340 E,
mengikuti jalur kapal penelitan Mirai sebagai bagian dari misi Studi
Klimatologi dan Oseanografi Tropis. Hasil analisis data radiosonde menunjukkan
variasi titik dingin tropopause terhadap ketinggian yang terkait dengan
aktivitas gelombang Kelvin. Analisis lebih jauh memperlihatkan keberadaan
aktivitas konvektif yang menguat terdeteksi selama 9 – 11 Agustus 2005.
Selanjutnya, Karakteristik gelombang Kelvin ekuatorial diperoleh dengan melakukan
fitting terhadap data perturbasi temperature GPS/CHAMP melalui pendekatan
sinusoidal dengan teknik algoritma inversi non linier, berdasarkan asumsi
bilangan gelombang zonal 1 dan 2. Telah ditemukan bahwa periodisitas gelombang
Kelvin yang teramati berkisar antara 5 – 6 hari. Hasil pembandingan diagram
ketinggian terhadap waktu dari perturbasi temperatur data radiosonde dan
GPS/CHAMP memperlihatkan propagasi gelombang Kelvin ke arah bawah, dimana
terlihat lebih nyata selama 11 – 14 Agustus 2005. Kemudian, peningkatan energi
potensial dan kinetik dari propagasi gelombang Kelvin ke arah bawah terlihat
mendahului kejadian konveksi yang menguat, dimana hal ini diyakini sebagai
pasangan (interaksi) antara aktivitas konvektif dan gelombang Kelvin
ekuatorial.( Noersomadi dan
Tri Wahyu Hadi)
Gelombang
Kelvin diidentifikasi pada lapisan tropopause dan stratosfer bawah Indonesia
dengan menggunakan teknik transformasi Fourier dari fungsi runtun waktu
autokovarian ƒ(ω) angin zonal dan angin meridional. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh belum lengkapnya kajian terkait bukti keberadaan dan
perilaku gelombang Kelvin, yang meliputi propagasi, struktur, periodisitas dan
interaksinya dengan tipe-tipe osilasi atmosfer khatulistiwa di Indonesia. Hasil
analisis spektral dan analisis distribusi energi kinetik (EK) angin horizontal
pada lapisan tropopause, menunjukkan bahwa gelombang Kelvin di Indonesia Bagian
Barat (IBB) muncul pada periode 15 harian (2πω-1, groundbase) dalam
periode pengamatan I (observasi pada periode 1 Januari- 30 Maret yang
berasosiasi dengan musim basah monsunal) dan 18 harian pada periode pengamatan
III (observasi pada periode 29 Juni-26 September berasosiasi dengan musim
kering monsunal). Di Indonesia Bagian Tengah (IBTA), gelombang Kelvin hanya
ditemukan pada periode 12,9-18 harian dalam pengamatan I. Sementara di kawasan
Indonesia Bagian Timur (IBT), gelombang ini muncul pada periode 10-12,9 harian
pada periode pengamatan I dan 15-18 harian pada periode pengamatan III.
Kehadiran gelombang Kelvin pada periode II dan IV tidak jelas teramati di
Indonesia. Respon EK pada osilasi gelombang Kelvin 10-18 harian akan muncul
ketika fenomena monsun menguat di troposfer Asia Tenggara. Pada lapisan
stratosfer bawah Indonesia, gelombang Kelvin kuat teramati hanya pada periode
pengamatan I dengan kisaran periode rata-rata 15-18 harian.( Sandro Wellyanto Lubis dan Sonni Setiawan)
Pada
hulan JJAS, gelombang Kelvin yang teramati memiliki periode 10-20 harian
sedangkan pada bulan DJFM memiliki periode 20 harian. Gelombang Kelvin tersehut
merambat ke timur. Adanya aktivitas konvektif yang besar di wilayah Indonesia
mampu menggatiggu perambatan geloinbang Kelvin. Awan-awan konvektif tersebut
ditunjukkan dengan menggunakan data OLR. Pada periode JJAS, gangguan tersebut
kuat pada bagian bumi utara sedangkan pada periode DJFM pada ekutor. Adanya
gangguan tersebut dapat meningkatkan angin timuran sehingga meningkatkan
amplitude gelombang di bagian bumi utara pada JJAS dan bagian bumi selatan pada
DJFM. Dari analisis pada lapisan 500-150 mb, terlihat adanya osilasi 20 harian
(JJAS) dan 10-20 harian (DJFM) dengan perambatan ke atas. Kondisi ini
menunjukkan bahwa gelombang Kelvin yang teramati pada lapisan tropopause dibangkitkan
dari bawah. Gelombang Kelvin yang teramati dekat dengan sumber pembangkitnya.(
Cornelius Antoni Nababan)
SINTESIS
Dari beberapa pendapat dan penelitian dari beberapa ahli di atas maka kami
simpulkan bahwa Gelombang Kelvin dan Gelombang Rossby adalah dua jenis
gelombang oseanik yang yang dihasilkan pada samudra ekuatorial oleh variasi
angin permukaan skala global. Gelombang Kelvin menyebar ke arah
timur sepanjang ekuator, dan Gelombang Rossby menyebar ke arah barat. Keduanya
merupakan kejadian bawah permukaan laut sebagai gerakan undulasi dari lapisan
termoklin yang menyebabkan kenaikkan dan penurunan lapisan ini hingga puluhan
meter.
Kedua gelombang
ini dapat dimonitoring dengan dengan cara menganalisis data suhu permukaan laut
(sst),angin, dan densitas air laut dan densitas udara. Gelombang Kelvin
dibangkitkan karena pengaruh pemanasan di ekuator yang berinteraksi dengan
angin pasat timuran yang akibat pengaruh rotasi bumi dan gaya coriolis. Pada
saat angin pasat menguat maka Gelombang Kelvin tidak aktif sedangkan pada saat
angin pasat melemah maka Gelombang Kelvin akan aktif dan bergerak ke Pasifik
Timur. Gelombang Kelvin mempengaruhi terjadinya ENSO,QBO dan MJO.
Pengaruh Gelombang
Kelvin terhadap daerah di Indonesia adalah aktifnya EL Nino dan La Nina yang
mengakibatkan kuarangnya curah hujan pada saat El Nino dan kuatnya curah hujan
pada kejadian La Nina. Gelombang Kelvin memiliki periode 10-20 hari. Namun ada
juga yang periodenya 7-10 hari (pada stratosfer atas) yang dikenal dengan Fast
Kelvin (FK) dan juga periodenya 3-4 hari (pada lapisan mesosfer dan thermosfer
bawah) yang dikenal dengan Ultra Fast Kelvin (UFK). Sedangkan Gelombang Rossby
memiliki periode gelombang 5-18 hari.
Energi Gelombang Kelvin
pada kondisi Normal, El Nino, dan La Nina sama-sama menguat di tropopause
kepulauan Indonesia, tetapi pada kondisi La Niña energi gelombang Kelvin di
tropopause kepulauan Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan kondisi Normal.
Pada kondisi El Nino energi gelombang Kelvin di tropopause Samudra Pasifik
bagian tengah dan timur lebih kuat dibandingkan dengan kondisi Normal dan La
Nina.
0 Komentar