TRADE WIND (ANGIN PASAT)
Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat
bergerak secara horizontal maupun secara vertikal dengan kecepatan bervariasi
dan berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong bergeraknya massa udara
adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain.
Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat dengan
tekanan udara yang lebih rendah.
Seorang ahli cuaca dari
Perancis bernama Buys Ballot menemukan suatu hukum mengenai pergantian
datangnya angin. Dua prinsip utama dari hukum bunyi ini antara lain. Angin yang datang dari belahan Utara akan
dibelokkan ke kanan, sementara angin yang datang dari belahan Selatan akan
dibelokkan ke kiri. Pembelokan yang terjadi antara angin utara dan angin
selatan ini disebabkan karena rotasi bumi. Angin akan
berpindah dari udara yang memiliki tekanan tinggi ke tekanan yang
rendah. Sama seperti zat cair pada umumnya.
G.
Hadley (1735) menggambarkan model sirkulasi atmosfer global pertama yang pada
dasarnya sirkulasi termal langsung. Selanjutnya Maury (1855) mengemukakan
sirkulasi atmosfer meridonal terdiri dari dua sel yaitu satu sel antara ekuator
dan lintang sekitar 300 U dan S disebut sel ghadley dan satu sel tak
langsung (indirect cell) pada lintang tinggi. Sedangkan Ferrel (1856) mengkaji tekanan
dan mendapatkan 3 sel sirkulasi artmosfer yaitu sel Hadley, sel Ferrel dan sel
Kutub.
Sesungguhnya angin mempunyai fungsi lain yang sangat
penting namun terkadang tidak disadari yakni adalah mencampur lapisan udara
antara udara panas dengan antara dingin, antara udara lembab dengan udara
dingin, antara udara yang kaya karbon dengan udara yang kandungan
karbondioksidanya rendah. (Kandary, 2011).
Trade Wind atau di Indonesia dikenal dengan sebutan
Angin Pasat merupakan angin umum yang berhembus di wilayah iklim tropis. Jenis
angin ini terjadi akibat perbedaan densitas udara di daerah lintang 30o
lintang Utara dan lintang Selatan yang bertekanan maksimum dan sekitar lintang
10o bertekanan minimum.
Proses Terjadinya Angin Pasat terjadi karena penyinaran
matahari di daerah khatulistiwa yang tinggi sepanjang tahun sehingga tekanan
udaranya minimum. Sebaliknya, di daerah sedang hingga kutub, penyinaran
matahari tidak sepanjang tahun sehingga tekanan udaranya maksimum. Angin Pasat Timur Laut terjadi oleh
karena gaya Coriolis di belahan bumi utara angin pasat mengalir dari arah timur
laut sehingga disebut Angin Pasat Timur Laut. Angin Pasat Timur Laut berembus
sepanjang tahun di utara khatulistiwa dari daerah bertekanan maksimum menuju
daerah bertekanan minimum di daerah khatulistiwa. Sedangkan Angin Pasat Tenggara terjadi oleh
karena gaya Coriolis di belahan bumi
selatan, angin pasat mengalir dari arah tenggara sehingga disebut Angin
Pasat Tenggara. Angin Pasat Tenggara berembus sepanjang tahun di daerah selatan
khatulistiwa dari daerah bertekanan maksimum menuju daerah bertekanan rendah di
daerah khatulistiwa.
Di sekitar
khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena konveksi di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut
dipaksa naik secara konveksi(ocalsi). Posisinya
relative sempit dan berada pada lintang rendah dan dikenal dengan nama Inter-tropical
Convergence Zone (ITCZ) atau Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). ITCZ
juga dikenal dengan nama ekuator panas (heat equator) atau front ekuator
(equatorial front) (Subarna, 2002: 45). DKAT ditandai dengan ocalsi yang selalu tinggi. Akibat kenaikanmassa
udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerahini
dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang). Oleh karena itu keberadaan Trade
Winds atau Angin Pasat Ini dapat dideteksi dengan mengikuti pergerakan semu
matahari atau mengikuti garis ITCZ.
Karena karakteristik
angin passat yang bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke
daerah ekuator (khatulistiwa). Maka di Indonesia sendiri Angin Pasat Tenggara
yang muncul terus menerus sepanjang tahun mengakibatkan permukaan laut
sepanjang pantai Mindanao- Halmahera- Irian Jaya di Samudera Pasifik bagian
Barat lebih tinggi daripada permukaan laut sepanjang pantai Sumatera – Jawa –
Sumbawa di Samudera Hindia bagian Timur. Akibat adanya gradien tekanan yang
disebakan oleh perbedaan tinggi permukaan laut, sejumlah massa air Samudera
Pasifik akan mengalir ke Samudera Hindia (Wyrtki, 1987 )
0 Komentar