SIRKULASI UMUM
The various
processes with take place in the atmosphere and result in large-scale air
motions are so extremely complex in their operation that up to the present time
no rational theory approaching any degree of completeness has been devised to
explain what we may call the general cicrculation.(An Essay on the General Circulation of the Earths Atmosphereby
Victor P.Starr, 1948)
Berbagai proses dengan
mengambil tempat di atmosfer dan dalam
skala
besar menghasilkan gerakan udara yang
sangat kompleks dalam pergerakaannya
dan
bahwa sampai saat ini tidak ada teori rasional mendekati setiap tingkat
kelengkapan telah dirancang untuk menjelaskan apa yang mungkin kita sebut sirkulasi umum.
The general
circulation is defined to be the complete statistical description of large-scale
atmospheric motion. A complete understanding of the general circulation
requires an understanding of the role of small scale motions,radiation,
convection, and interaction with the ocean and land surface.(The Atmospheric General Circulation and Its Variability
by Dennis L.Hartmann,2007)
Sirkulasi umum
didefinisikan sebagai Deskripsi Statistik lengkap gerak atmosfer skala besar
(global).Pemahaman lengkap tentang sirkulasi umum memerlukan pemahaman tentang perangerakan
skala kecil (lokal), radiasi, konveksi dan interaksi dengan permukaan laut dan darat.
Sirkulasi atmosfer merupakan gerak massa udara di atas
permukaan bumi yang membentuk pola tertentu. Sebagian besar dari gerak tersebut
terus menerus terbentuk, berkembang, bergerak dan ada pula yang meluruh
(Neiburger, et. al., 1995). Menurut Soenarmo (1999), menyatakan penyebab utama
adanya gerakan atmosfer baik horizontal maupun vertikal adalah :
1.
Ketidakseimbangan
panas dan momentum antara lintang tinggi dengan lintang rendah dan antara permukaan
bumi dan atmosfer.
2.
Topografi
permukaan bumi.
3. Distribusi permukaan, darat dan air.
Beberapa model sirkulasi atmosfer
adalah :
·
Model sel tunggal, yang didasarkan pada asumsi :
Ø Permukaan bumi dianggap sama yang
tertutup air sehingga perbedaan panas daratan dan lautan diabaikan.
Ø Matahari dianggap selalu berada di
atas ekuator sehingga tidak ada pergantian pola angin.
Ø Bumi dianggap tidak berotasi
sehingga faktor utama hanya gradien tekanan.
|
|
|
|
·
Model 3 Sel, lebih kompleks dari model sel tunggal namun ada beberapa
kemiripan. Pada model ini wilayah ekuator digambarkan selalu kelebihan cahaya
matahari sebaliknya wilayah kutub selalu kekurangan. Daerah tekanan tinggi
berada di kutub sedang tekanan rendah di ekuator.
Adapun sirkulasi udara yang berperan dalam pembentukan cuaca
dan iklim di Indonesia antara lain Sirkulasi Monsun Asia-Australia, Sirkulasi
Hadley dan Sirkulasi Walker.
1. Monsun
|
Monsun adalah daerah tempat arah angin yang berperan
kemudian berbalik arah sedikitnya 1200 pada antara bulan Januari dan Juli.
Januari adalah puncak musim dingin di Bumi Bagian Utara (BBU) dan puncak musim
panas di Bumi Belahan Selatan (BBS). Sebaliknya pada Juli adalah puncak musim
panas di BBU dan puncak musim dingin di BBS (Prawirowardoyo, 1996).
Perbedaan tekanan udara akibat pemanasan yang berbeda
menyebabkan pergerakan massa udara. Sifat massa udara yang berasal dari monsun
asia umumnya basah dan tidak stabil karena melewati lautan tropis yang luas dan
hangat sehingga menghasilkan sejumlah besar presipitasi (Soenarmo, 1999).
Monsun di Indonesia merupakan bagian monsun Asia Timur dan
Asia Tenggara. Pada periode April – Oktober, kedudukan matahari semu berada di
atas wilayah Bumi Bagian Utara (BBU) sehingga wilayah daratan Asia mengalami
pemanasan besar-besaran dan suhu udara menjadi lebih tinggi yang menyebabkan
tekanan udaranya menjadi lebih rendah dibanding tekanan udara di Bumi
Bagian Selatan (BBS). Gaya gardien tekanan yang timbul akibat perbedaan suhu
ini menyebabkan aliran udara yang konstan dari wilayah Australia menuju Asia.
Dengan demikian terjadilah angin muson timuran. Karena melewati lautan yang
sempit kandungan uap air yang mengalir bersama arus angin relatif kering. Pada
fase inilah terjadi musim kemarau di Indonesia.
Pada periode Oktober - April merupakan sistem kebalikan
dari periode di atas, di mana aliran udara justru bergerak menuju wilayah
Australia yang merupakan daerah tekanan rendah. Karena melewati wilayah lautan
yang cukup luas aliran udara ini sarat dengan kandungan uap air. Pada saat ini
merupakan periode terjadinya musim penghujan di Indonesia. Angin monsun ini
lebih dikenal sebagai angin baratan karena komponen arah datangnya dari barat.
2.
Sirkulasi Hadley
Sirkulasi Hadley terdapat di tiap belahan bumi. Pada bagian
bawah setiap sel Hadley, udara mengalir menuju khatulistiwa. Aliran udara dari
masing-masing belahan bumi bertemu disuatu pita yang disebut ITCZ
(Intertropical Convergence Zone). Di ITCZ, aliran tersebut kemudian naik ke
atas dan menimbulkan perawanan dan hujan. Setelah sampai di tropopause, udara
ini mengalami divergensi menuju kutub. Aliran udara ini akan menjadi dingin
karena pemancaran gelombang pendek, sehingga densitasnya bertambah dan bergerak
turun pada sekitar lintang 300. Pada saat turun udara ini mengalami pemanasan
adiabatik dan menuju permukaan bumi sebagai udara yang panas dan kering
(Prawirowardoyo, 1996).
Di lihat dari komponennya maka sirkulasi Hadley bergerak
pada arah utara-selatan sebagai mana terlihat pada Gambar 1 di atas. Gerak
sirkulasi ini ditandai sebagai angin komponen v atau angin meridional, yang dapat dihitung dengan persamaan
berikut :
3. Sirkulasi Walker
Sirkulasi Walker menandai adanya gerak massa udara pada arah
zonal barat-timur. Pemicu gerak ini adalah tekanan udara di sekitar ekuator di
atas wilayah Indonesia yang relatif hangat sehingga densitasnya rendah yang
menyebabkan mengalirnya massa udara dari arah timur dan barat ekuator yang
merupakan lautan dengan densitas udara lebih tinggi. Adanya sirkulasi ini
menyebabkan terjadinya proses konvektif di atas Indonesia yang menyebabkan
pertumbuhan awan dan hujan.
Sirkulasi Walker di tandai sebagai komponen angin u atau angin zonal yang di hitung
dengan persamaan berikut :
KESIMPULAN
|
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli mengenai sirkulasi
umum, dapat disimpulkan bahwa Sirkulasi umum adalah suatu mekanisme gerak atmosfer
global yang membentuk pola tertentu,gerak tersebut terus menerus terbentuk, berkembang, bergerak
dan ada pula yang meluruh, dimana pergerakan ini sebagai dasar untuk
memindahkan energy serta pemicunya antara lain ketidakseimbangan panas dan
momentum, topografi permukaan dan distribusi permukaan.
Pada umumnya,
terdapat 2 model mengenai sirkulasi umum yaitu model sel tunggal dan model 3
sel. Pada dasarnya kedua model ini memiliki kemiripan, hanya saja pada model 3
sel penjelasan lebih kompleks. Untuk wilayah Indonesia, sirkulasi udara yang berperan dalam
pembentukan cuaca dan iklim nya antara lain Sirkulasi Monsun Asia-Australia,
Sirkulasi Hadley dan Sirkulasi Walker.
DaftarPustaka
Starr,Victor P. 1948. An Essay on the general circulation of the earths atmosphere. Journal
of Meteorology:Vol.5,No.2
Hartmann, Dennis
L. 2007. The Atmospheric General
circulation and Its Variability.journal of meteorological society of
Japan,Vol. 85B, pp. 123-143, 2007.
Soenarmo,
Sri Hartati., 1999, Diktat Meteorologi
Tropis, Departemen Geofisika dan Meteorologi, ITB: Bandung
Neiburger, M.,
Edinger, J.G., Bonner, W.D., 1995, Memahami Lingkungan Atmosfer Kita, Edisi
kedua, Penerbit ITB:Bandung
Ahrens dalam
"Essential of Meteorology”
Tjasono HK, Meteorologi Indonesia Volume 1
1 Komentar
Terima kasih, sangat membantu!
BalasHapus