A. Definisi
Cold
surge merupakan salah satu gangguan tropis
(Tropical Disturbance) yang berpotensi menyebabkan munculnya cuaca buruk di
daerah yang dilewati aliran tersebut. Supari,S.Si (1996) bahwa Cold Surge ini
terdeteksi mempengaruhi kondisi cuaca di perairan selat karimata propinsi
kepulauan Bangka Belitung dan juga dilaut Jawa. Massa udara dingin ini sangat
mempengaruhi keadaan cuaca di daerah yang dilewatinya. Daerah yang dilewati
oleh penjalaran cold surge biasanya akan menyebabkan tingginya
intensitas curah hujan dan gelombang laut di daerah tersebut.
B. Mekanisme
Terjadinya
Pada saat monsun
dingin Asia berlangsung, seringkali terjadi penjalaran massa udara dingin dari
pusat tekanan tinggi di daratan Asia menuju ke arah Selatan dan ke arah Timur.
Penjalaran massa udara dingin ini kemudian dikenal dengan istilah Cold surge.
Meskipun masa aktifnya hanya dalam ordo hari namun cold surge memiliki
dampak cuaca yang merusak bagian Timur Asia dan juga berpengaruh terhadap hujan
diwilayah Asia Tenggara (Chen et. al, 2003). Selama penjalaranya, aliran udara
dingin yang kuat dari pusat tekanan tinggi tersebut berinteraksi dengan
pusat-pusat tekanan rendah diikuti dengan terbentuknya daerah kepusaran
(cyclonic vortices) di wilayah dekat khatulistiwa. Dua wilayah yang merupakan
sumber Cold surge adalah :
1. Wilayah
Rusia, tepatnya daerah Siberia Barat laut Danau Baikal
2. Wilayah
Uzbekistan daerah sebelah Utara danau Balkhas.
Perkembangan
Cold surge itu sendiri berkisar antara 5 hingga 14 hari. Berdasarkan
hasil analisis korelasi dan jejakan (trajectory) menunjukkan bahwa beberapa
pusat tekanan tinggi tersebut kemudian bergerak ke arah Timur dan melemah di
wilayah perairan, sementara itu beberapa pusat tekanan tinggi lainnya akan bergerak
ke arah Selatan. Penjalaran Cold surge tersebut dapat meluas lebih jauh
ke arah Timur maupun Selatan hingga melintasi wilayah Indonesia dan sekitarnya
yang dikenal sebagai wilayah Maritime Continent (Zhang et. al, 1996). Ketika
terjadi musim dingin (winter) dibelahan bumi utara, pusat tekanan tinggi akan
terfokus di dataran tinggi siberia (mencapai 1050 mb), dengan suhu yang sangat rendah.
Karena landaian tekanan kuat ke arah Timur dan ke arah Selatan, maka
timbulah angin ke arah Timur dan ke arah
Selatan yang besar. Sementara itu pengaruh gaya koriolis menimbulkan angin
Timur laut diatas laut Cina Selatan dan disebut dengan istilah ”Angin Monsun
Dingin”(Wirjohamidjo,1995)
A. Pemonitoran/Cara Deteksi Cold Surge
Ada beberapa
kriteria yang dipakai para ahli meteorologi untuk mengidentifikasi penjalaran Cold
surge. Perbedaan kriteria umumnya disebabkan tujuan riset dan wilayah kajian
yang berbeda. Namun secara umum mereka sepakat bahwa ada tiga ciri utama.
1. Ketika
cold surge sedang aktif yaitu temperatur yang turun dengan tajam, adanya
penguatan kecepatan tekanan permukaan (Compo, 1997).
2. Zhang
et. al, 1996 membagi wiayah Asia menjadi tiga region untuk mengidentifikasi
penjalaran cold surge. Region I untuk wilayah Siberia Selatan, region II
untuk wilayah China Tengah dan region III untuk wilayah China Selatan. Cold
surge dianggap menjalar apabila terjadi pusat tekanan tinggi dengan tekanan
rata rata lebih dari 1035 mb di region I dan terjadi penurunan suhu permukaan
sekurangnya 9 oC di region II atau sekurangnya 6 oC di
region III selama periode antara 24 hingga 48 jam. Dia juga menyimpulkan bahwa
rata-rata setiap tahun terjadi 13 kali cold surge dengan 2 kali di
antaranya dikategorikan kuat dengan intensitas tekanan tinggi mencapai 1060 mb.
3. Sementara
itu Yen dan Chen (2002), yang melakukan riset tentang interaksi antara wilayah
Lintang Tengah dengan wilayah Tropis pada tahun 2002, mengidentifikasi Cold surge
dengan melibatkan parameter cuaca yang diukur di Kota Singapore dengan
kriteria sebagai berikut :
a. Terjadi
peningkatan tekanan permukaan, penurunan suhu permukaan dan penguatan
angin utara dibanding hari sebelumnya.
b. Ditemukan
”cumulus convection” di wilayah tropis Asia tenggara dengan ditandai nilai OLR
(outgoing longwave radiation) kurang dari 200 Wm-2. Pada bujur 115 BT tampak
nyata pertumbuhan sirkulasi Hadley pada lintang 300 LU – 100 LS yang ditandai
dengan adanya massa udara naik di wilayah tropis yang berpasangan dengan massa
udara dingin yang turun di wilayah sub tropis. Kriteria lain yang bisa
digunakan adalah dengan menghitung indeks monsoon yaitu selisih nilai tekanan
antara Titik 115° BT/ 30° LU (biasanya didekati dengan data dari stasiun Wuhan
di daratan China) dengan tekanan di Hongkong (116° BT/22° LU).
Gambar 1. Mekanisme terjadinya cold surge
D.
Pengaruh
di Indonesia
Kejadian
cold surge dapat meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah
Indonesia, khususnya pada Laut Jawa peningkatannya berkisar 20-80%. Cold surge sebagai salah satu gangguan yang paling
mempengaruhi bentuk siklus tahunan curah hujan di wilayah Indonesia bagian
barat laut yang membentuk siklus semi monsunal (Aldrian dan Susanto, 2003). Menurut
Achmad Zakir, cold surge yang bergerak melintasi equator akan
mempengaruhi keadaan cuaca disekitar Sumatera Selatan dan Jawa Barat. Cold Surge
ini mengandung udara dan berinteraksi dengan udara yang panas di wilayah
Indonesia. Udara ini semakin labil atau kuat jika ditunjang oleh adanya front
(daerah pertemuan massa udara dingin dan massa udara hangat) di Asia, berakibat
di wilayah Jawa Barat dan Sumatera Selatan akan banyak hujan. Sebaliknya jika
terdapat vortex (pusaran udara) di laut Cina Selatan maka hujan akan bekurang karena
surge akan mengalami hambatan di Laut Cina Selatan.
Jadi dilihat dari beberapa pernyataan para ahli tentang pengaruh terjadinya
cold surge terhadap wilayah Indonesia, dapat disimpulkan bahwa pengaruh dari
Cold Surge terhadap cuaca di Indonesia yaitu akan memperkuat intensitas hujan
pada daerah Sumatera Selatan dan Jawa Barat pada khususnya.
0 Komentar